Tingkat Turnover Karyawan Yang Baik Di Dunia Kerja

Tingkat Turnover Karyawan Yang Baik Di Dunia Kerja

Turnover Sukarela (Voluntary Turnover)

Ini terjadi ketika karyawan secara sukarela memilih untuk meninggalkan perusahaan. Alasan umum untuk turnover sukarela termasuk mencari peluang karier yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, ketidakpuasan dengan lingkungan kerja, atau masalah pribadi.

Cara Pencegahan Naiknya Turnover Rate

Mencegah tingginya tingkat turnover karyawan terutama mencegah perginya karyawan yang dapat menyebabkan disfungsi perusahaan. Tergantung dari sistem dan budaya kerja yang dibangun. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat turnover karyawan.

Perhitungan Tingkat Turnover Tahunan

Hitungan sederhana dari tingkat turnoverkaryawan adalah menghitung jumlah karyawan keluar dibagi dengan perbandingan jumlah karyawan pada akhir tahun sebelumnya dengan jumlah karyawan pada tahun perhitungan saat ini.

Misalnya Anda ingin menghitung turnover karyawan pada tahun 2019. Perusahaan Anda memiliki karyawan keluar 10 orang selama tahun 2019.

Jumlah karyawan Anda pada akhir tahun 2019 adalah 100 dan pada awal tahun 2020 sebanyak 100 orang. jadi: (10/(100+100);2 x 100) berarti tingkat turnover karyawan Anda pada tahun 2019 adalah 10%.

Turnover Tidak Sukarela (Involuntary Turnover)

Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, biasanya karena alasan kinerja yang buruk, pelanggaran aturan, atau pengurangan jumlah karyawan (PHK).

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Involuntary Employee

Langkah terakhir adalah Imvoluntary, bila contoh di atas adalah tenaga kerja yang ingin keluar karena diri sendiri. Untuk teknik ini sendiri sebaliknya, dimana perusahaan sendiri yang memintanya.

Untuk alasannya sangat banyak dan beragam. Mulai dari performa mereka sudah menurun sehingga, harus dikeluarkan. Bila tetap dipertahankan akan mempengaruhi kinerja buruk karyawan lainnya atau adanya perampingan.

Bisa juga karena, mereka mendapatkan mutasi ke tempat lain. Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan teknik Involuntary Employee sebagai berikut,

Jumlah involuntary : rata-rata involuntari x 100

Dari sekian banyak teknik, hanya ini yang sedikit berbeda. Dimana, semakin tinggi angkanya, maka setiap industri harus memilirkan teknik tepat dalam perekrutan. Agar kompetensinya jauh melebih hari ini.

5 Contoh Portofolio Menarik, Pelajari Cara Membuatnya yang Baik dan Benar

Menyusun Strategi Engagement Karyawan

Menyusun rencana strategi engagement adalah dengan membuat program yang prokaryawan. Misalnya membuat program kompensasi, program reward karyawan, insentif, memberikan program pelatihan skill karyawan dan juga fleksibilitas kerja terutama dalam memenuhi kebutuhan work-life balance karyawan.

Selain itu perusahaan juga harus menerapkan performance review. Hal itu berguna agar perusahaan dapat melakukan evaluasi dan juga menentukan langkah yang harus dijalankan untuk mengembangkan karyawan.

Perusahaan juga harus membuka diri dengan survei tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan. Sebisa mungkin lakukan setiap bulan.

Apa Kegunaan Menghitung Turnover Karyawan?

Kenapa perusahaan perlu menghitung tingkat turnover karyawan? Ini berhubungan dengan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Dimana dengan mengetahui tingkat turnover, perusahaan bisa mengerti penyebab kenapa karyawan banyak yang mengundurkan diri sehingga perusahaan bisa melakukan upaya pencegahan.

Hal ini juga berhubungan dengan untuk mengurangi kerugian karyawan yang disebabkan karena tingkat turnover yang tinggi ini.

Baca Artikel : Bolehkah Karyawan Pinjam Uang ke Perusahaan?

Apa Akibat dari Turnover Yang Tinggi

Ada akibat yang ditimbulkan dari masalah turnover yang tinggi di perusahaan. Sesuai dengan penjelasan di atas hal ini berhubungan dengan finansial dan operasional perusahaan. Beberapa akibat dari turnover adalah

Ada tim yang kurang lengkap karena resign sehingga karyawan yang masih ada harus melakukan backup posisi. Dimana hal ini membuat kerja kurang maksimal dan beban kerja dari karyawan lain lebih berat. Tentu saja ini membuat ketimpangan dalam bekerja atau pekerjaan jadi tersendat.

Untuk itu untuk menghindari hal ini, turnover harus dikurangi dan membuat lingkungan kerja yang ramah.

Rugi finansial bisa dikarenakan perusahaan harus melakukan recruitment dari awal lagi, bisa jadi karena darurat dan membutuhkan karyawan baru lagi. Juga karena perusahaan harus memberikan uang pesangon kepada karyawan.

Jadi jika kondisi keuangan perusahaan sedang kosong, maka hal ini tentu saja akan menggangu aliran keuangan perusahaan.

Baca Artikel : Slip Gaji Karyawan, Apa Komponen yang Harus Dimuat?

Proses recruitmen karyawan tidak mudah, perlu melakukan tes wawancara, psikotes, sampai akhirnya melakukan training karyawan. Bukan proses yang sebentar, pun karyawan juga perlu untuk beradaptasi lagi.

Hal ini menjadi tugas besar untuk HRD dalam membina karyawan baru. Jadi akan lebih sulit dilakukan.

4. Kondisi Perusahaan yang Tidak Sehat

Turnover tinggi pasti ada yang kurang baik di dalam perusahaan, entah itu manajemen atau juga lingkungan kerja. Hal ini membuat tim atau karyawan yang masih stay harus bertahan pada kondisi yang kurang baik.

Untuk itu perusahaan perlu melakukan evaluasi dan perbaikan lingkungan kerja sehingga mereka bisa mempertahankan kayawannya.

Itulah akibat dari nilai turnover yang tinggi. Perusahaan mengalami kerugian dan juga proses kerja karyawan akan terganggu. Untuk itu perlulah perusahaan untuk memperbaiki kondisi perusahaan untuk membuat karyawan betah dan loyal.

Dampak Tingkat Turnover yang Tinggi

Turnover yang tinggi dapat memberikan dampak moral dan juga produktivitas tim. Misalnya saja ketika orang yang pergi memberikan dampak besar bagi tim dan perusahaan dan berganti dengan orang yang belum tentu sama berpengaruhnya dari yang sebelumnya. Kemungkinan penurunan moral dan produktivitas bisa saja terjadi.

Selain itu, perusahaan juga dapat merugi secara finansial. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan perbandingan dengan fee per-level karyawan dengan output perusahaan. Sederhananya, apa yang dikeluarkan perusahaan tidak sebanding dengan yang didapatkan perusahaan pada periode terjadinya turnover yang tinggi.

Anda pun juga perlu mengeluarkan biaya rekrutmen, onboarding, pelatihan, dan biaya lainnya terkait dengan karyawan. Lebih sederhananya lagi, turnover yang tinggi seperti Anda membeli barang bagus namun cepat rusak sedangkan turnover rendah seperti  membeli barang yang biasa saja namun tahan lama dan masih punya nilai guna bagi Anda.

Mengatasi Turnover dengan Engagement Karyawan

Masalah turn over sering dikaitkan dengan 3 hal, yaitu masalah kebahagiaan karyawan, kesejahteraan dan juga kepuasan kerja. Jika karyawan tidak mendapatkan 3 hal ini, maka ia memiliki potensi besar untuk melakukan pengunduran diri.

Tiga hal diatas, juga bisa didapatkan dari perusahaan. Dimana perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang cukup bagus, memberikan gaji dan tunjangan karyawan yang cukup dan sesuai, juga memberikan beban kerja sesuai dengan jobdesk dan kemampuan karyawan.

Jika perusahaan bisa mengatasi hal ini maka tentu saja engagement karyawan juga akan didapatkan. Engangement karyawan ini bisa membuat perusahaan menghindari turnover. Berikut yang masuk sebagai upaya engagement karyawan.

Dengan engagement karyawan ini, karyawan akan merasa puas dan Bahagia bekerja di perusahaan tersebut.

Namun cara engagement karyawan ini hanya bisa efektif diterapkan untuk karyawan yang memiliki masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan. Sedangkan untuk karyawan yang melakukan resign karena urusan pendidikan, umur, atau masalah pribadi di luar kendali HR tidak efektif menggunakan cara seperti ini.